Ageboy Blog: http://ageboy.blogspot.com/2012/04/cara-agar-blog-tidak-bisa-di-copy-paste.html#ixzz21DfQBT6V .:: BERTHA ::.: Juni 2012

Sabtu, 09 Juni 2012

Surga vs Neraka

Suatu ketika seorang manusia diberi kesempatan untuk berkomunikasi dengan Tuhannya
dan berkata, “Tuhan ijinkan saya untuk dapat melihat seperti apakah Neraka dan Surga itu”.
Kemudian Tuhan membimbing manusia itu menuju ke dua buah pintu dan kemudian membiarkannya melihat ke dalam.
Di tengah ruangan terdapat sebuah meja bundar yang sangat besar,
dan di tengahnya terdapat semangkok sup yang beraroma sangat lezat yang membuat manusia tersebut mengalir air liurnya.
Meja tersebut dikelilingi orang-orang yang kurus yang tampak sangat kelaparan.
Orang-orang itu masing-masing memegang sebuah sendok yang terikat pada tangan masing-masing.
Sendok tersebut cukup panjang untuk mencapai mangkok di tengah meja dan mengambil sup yang lezat tadi.
Tapi karena sendoknya terlalu panjang, mereka tidak dapat mencapai mulutnya dengan sendok tadi untuk memakan sup yang terambil.
Si Manusia tadi merinding melihat penderitaan dan kesengsaraan yang dilihatnya dalam ruangan itu.
Tuhan berkata, “Kamu sudah melihat NERAKA”
Lalu mereka menuju ke pintu kedua yang ternyata berisi meja beserta sup dan orang-orang yang kondisinya persis sama dengan ruangan di pintu pertama. Perbedaannya, di dalam ruangan ini orang-orang tersebut berbadan sehat dan berisi dan mereka sangat bergembira di keliling meja tersebut.
Melihat keadaan ini si Manusia menjadi bingung dan berkata “Apa yang terjadi ? kenapa di ruangan yang kondisinya sama ini mereka terlihat lebih bergembira ?”
Tuhan kemudian menjelaskan, “Sangat sederhana, yang dibutuhkan hanyalah satu sifat baik”
“Perhatikan bahwa orang-orang ini dengan ikhlas menyuapi orang lain yang dapat dicapainya dengan sendok bergagang panjang,
sedangkan di ruangan lain orang-orang yang serakah hanyalah memikirkan kebutuhan dirinya sendiri “

Anak Anjing Cacat

Di sebuah toko hewan yang menjual berbagai jenis anjing peliharaan, terpajang sebuah pengumuman yang menyatakan bahwa ada beberapa anak anjing berusia sebulan yang siap dijual. Melihat pengumuman itu, seorang anak laki-laki, masuk ke dalam toko kemudian bertanya, "Berapa harga anak anjing yang Anda jual?" kemudian sang pemilik toko menjawab, "Satu anak anjing bisa diberi harga 500 ribu sampai 700 ribu rupiah,"
Anak laki-laki itu kemudian mengambil beberapa lembar uang yang ada di dalam saku celananya, "Uangku hanya lima puluh ribu, apakah aku boleh melihat-lihat anak anjing yang Anda jual?"
Pemilik toko anjing itu tersenyum dan tidak keberatan, dia segera bersiul dan muncul beberapa ekor anjing yang berlarian menuju sang pemilik toko. Dari beberapa ekor anak anjing tersebut, ada salah satu anak anjing yang berjalan sedikit pincang dan tertinggal di belakang. "Anak anjing itu kenapa?" tanya sang bocah.
Sang pemilik toko kemudian menjelaskan bahwa anak anjing itu memang mengalami cacat fisik sejak lahir, pada salah satu kaki belakangnya. "Kalau begitu, aku mau membeli anak anjing itu," kata sang anak laki-laki.
"Aku sarankan agar kau tidak membeli anak anjing cacat itu, tetapi kalau kau menginginkannya, aku akan memberikan secara cuma-cuma," ujar sang pemilik toko.
Wajah anak laki-laki itu tampak kecewa. "Aku tidak mau kalau Anda memberikan anak anjing itu secara cuma-cuma. Sekarang saya hanya punya uang lima puluh ribu, aku akan mencicil membayarnya dengan uang sakuku," ujarnya dengan suara yang yakin dan mantap.
"Nak, kenapa kau ingin membeli anak anjing cacat itu? Dia tidak bisa berlari dengan cepat, tidak bisa melompat dengan gesit dan bermain seperti anak anjing lainnya," ujar sang pemilik toko.
Setelah terdiam beberapa detik, anak laki-laki itu menarik ujung celana panjang yang dia pakai. Tampak sepasang kaki yang terbuat dari bahan metalik, sepasang kaki palsu. "Aku juga tidak bisa berlari dengan cepat, tidak bisa melompat dengan bebas seperti anak-anak lainnya. Karena itu aku tahu bagaimana rasanya, dan anak anjing itu membutuhkan seseorang yang mengerti bagaimana rasanya menjadi sosok yang--aku lebih suka menyebutnya spesial dibandingkan cacat,"
Pemilik toko langsung terharu dan mengatakan, "Aku akan berdoa agar anak-anak anjing yang lain bisa memiliki majikan sebaik dan sehebat dirimu, nak."